NurulArifin.Com – Sekarang mayoritas di parlemen merupakan gabungan partai seringkali tidak mudah meloloskan kebijakan-kebijakan.
Wakil Sekjen Partai Golkar, Nurul Arifin, mengatakan sulit membayangkan tokoh independen non partai bisa maju menjadi calon presiden (Capres) dan memimpin bangsa ini.
Alasannya, realitas sekarang mayoritas di parlemen merupakan gabungan partai seringkali tidak mudah meloloskan kebijakan-kebijakan. Apalagi tokoh non partai pendukung yang menjadi Presiden.
“Saya pribadi tidak dapat membayangkan akan seperti apa kondisinya. Contoh aktual seperti polemik di Garut, Jawa Barat. Walau hanya wakil bupati yang mundur, namun perkaranya tidak mudah diselesaikan karena pasangan kepala daerah tersebut adalah pasangan independen yang tidak diusung partai. Hingga saat ini belum ada penyelesaian karena undang-undang belum mengatur tentang kondisi seperti itu,” kata Nurul di Jakarta hari ini.
Nurul menjelaskan partai adalah tiang demokrasi dengan fungsi-fungsi yang melekat padanya seperti melakukan pendidikan, agregasi, aspirasi, rekrutmen, dan kaderisasi politik. Seharusnya partai didukung sebagai satu subsistem yang tidak terpisahkan dengan sistem presidensial.
“Golkar berharap hendaknya kita tidak mundur dengan mereduksi sistem yang sudah mapan. Selayaknya kita memperkuat sistem yang sudah berjalan dengan baik,” ujar anggota Komisi II DPR ini.
Mantan artis ini menegaskan pihaknya sebagai legislator selalu berpegang pada konstitusi yang menjadi dasar membuat UU. Dalam UUD 1945, Pasal 6A ayat 2 disebutkan bahwa Pasangan Capres dan Cawapres diusulkan oleh Parpol atau gabungan Parpol.
Dengan ketentuan itu, capres independen tidak diperbolehkan. Jika perlu capres independen maka perlu amendemen konstitusi terlebih dahulu.[Beritasatu]
Follow Me !